SMA Negeri Bali Mandara kembali menorehkan catatan prestasi membanggakan pada Olimpiade Peneliti Siswa Indonesia (OPSI) 2018. Kali ini, siswanya sukses menyumbangkan 2 medali perak, 2 medali perunggu, dan 1 penghargaan khusus dalam ajang penelitian tingkat nasional yang diselanggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

Pada acara puncak final yang berlangsung di Semarang, Jawa Tengah, (19/10), para peneliti muda ini berhasil meraih medali pada tiga bidang kategori, yaitu “Fisika Terapan dan Rekayasa (FTR),” Ilmu Sosial dan Humaniora (ISH),” serta “Matematika Sains dan Teknologi (MST).” Mereka mampu bersaing dengan 105 tim sebagai finalis OPSI tahun 2018 yang sebelumnya juga telah menyisihkan 1.593 proposal penelitian lainnya dari 30 provinsi untuk menembus tahap final ini. Perak pertama draih oleh Ni Putu Mas Swandewi lewat Judul penelitian “Pengembangan Media Apresiasi Tembang Macapat Bahasa Bali Berbasis Multimedia Interaktif untuk Siswa SMP.” Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendukung pelestarian budaya dan peningkatan minat generasi muda agar bersemangat dalam melestarikan kebudayaan bangsa.

Perak kedua dirah oleh Luh Seri Budayanti lewat judul penelitian berjudul “Pluralisme Masyarakat Islam dan Hindu di Desa Pegayaman, Sukasada, Buleleng, Bali.” Penelitian ini dilaksanakan atas dasar desa ini mampu mempertahankan toleransinya di tengah globalisasi seperti sekarang ini.

Medali perunggu pertama diraih oleh I Gede Feri Sandrawan dan Gede Yogi Pratama lewat judul penelitian “SATPAM (Smart Automatic Poison Vulcano Alarm).” Penelitian ini dilakukan karena kekhawatiran terhadap keracunan gas akibat erupsi gunung berapi terutamanya Gunung Agung, Karangasem.

Medali perunggu kedua diraih oleh Kadek Beni Wira Yudha dan Ni wayan Suartini lewat penelitian berjudul “INI KORIBALI: Inovasi Komik Inovatif Paribasa Bali untuk Meningkatkan Minat baca Siswa SD.” Penelitian ini dilakukan karena melihat kurangnya minat anak-anak zaman sekarang untuk belajar bahasa daerah karena di sekolah mereka cenderung menggunakan menggunakan media belajar yang kurang menarik.

Selanjtnya, Penghargaan Khusus kategori Inovasi Ramah Lingkungan diberikan kepada Ni Made Ely Ariani dan Ni Komang Tri Anjani lewat judul penelitian “TAG (Tisu Anti Galau).” Penelitian ini dilakukan karena melihat dampak pengggunaan bahan baku kayu sebagai bahan dasar kertas tisu yang menyebabkan degradasi hutan.

I Wayan Madiya, selaku Guru Pembimbing Kelompok Ilmiah Remaja “Smanbara Young Scientist Club (SYSC)” sekaligus ketua Dewan Riset Sekolah (DRS) mengungkapkan bahwa pencapaian prestasi anak-anak tidak luput dari dukungan seluruh stake holder, seluruh warga SMAN Bali Mandara, para guru pembina, Dinas Pendidikan Provinsi Bali, orang tua, dan pihak-pihak lain. Diyakini, komitmen siswa untuk menaati dan melaksanakan motto KIR SYSC, yakni KUCARE (Komitmen, Ulet, Care, Antusias, Respect dan Empati) merupakan salah satu kunci keberhasilan ini.

Selanjutnya, Madiya berharap agar ke depannya para peneliti muda Bali dan para guru Pembina Ajang OPSI (Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia) ini mendapat perhatian serius oleh pemerintah Provinsi Bali, khususnya dalam hal pembinaan intensif, mengadakan even yang sejenis di tingkat provinsi, dan support pendanaan/biaya dalam pembuatan produk penelitian. Selain itu, dukungan juga dibutuhkan untuk menjadi katalis/penghubung agar siswa yang melakukan uji lab/uji sampel ke Universitas-universitas di Bali dipermudah. Dengan demikian, akan menghasilkan embrio penelitian generasi muda Bali yang bertumbuh dengan bagus dan berkualitas, serta ke depan Bali semakin dipandang oleh Kemdikbud DITPSMA di ajang yang sangat bergensi ini.