Tangis haru memenuhi aula SMAN Bali Mandara, ditemani cahaya lilin-lilin kecil sejuta mimpi terukir apik di secarik kertas, lalu tersimpan rapi dalam sebuah tabung. Kobaran api yang menjilat dinginnya malam menjadi saksi lahirnya seorang pemimpin masa depan.
Setelah hampir satu minggu peserta didik baru merasakan kehidupan di SMAN Bali Mandara, akhirnya pada hari Sabtu (16/7) tibalah siswa baru pada acara The Calling dan Born Fire. Bagi siswa kelas XI dan XII acara ini bukanlah hal yang asing. Acara ini merupakan acara yang sudah turun temurun dari siswa angkatan pertama.
Dalam acara The Calling para siswa akan menuliskan cita-cita dan harapan di masa depan. Kemudian cita-cita yang telah ditulis akan disimpan dalam sebuah tabung yang nantinya akan dibuka ketika telah menyelesaikan pendidikan di SMAN Bali Mandara. Sedangkan di Born Fire, para siswa akan mematahkan penghalang untuk meraih cita-cita tersebut yang sebelumnya telah ditulis di sebuah papan. Lalu satu persatu akan melemparkan papan tersebut ke kobaran api sebagai simbol musnahnya penghalang tersebut.
Acara ini dipimpin langsung oleh kepala SMAN Bali Mandara, Nyoman Darta. Tangis haru mengiringi acara The Calling dari awal sampai akhir. Tangisan para siswa memuncak ketika kepala sekolah mengajak seluruh siswa membayangkan dan meresapi kembali segala kesalahan yang pernah mereka lakukan kepada orang tua mereka yang telah berjuang begitu kerasnya untuk mereka.
Seperti yang diungkapkan Nyoman Darta sewaktu acara Born Fire, api adalah simbol awal peradaban. Berdasarkan makna tersebut peserta didik diharapkan berani untuk mulai bermimpi setinggi-tingginya serta berjuang untuk meraihnya.
“Kalian harus berjanji jika ada salah satu teman kalian yang api semangatnya padam, kalian harus menyalakannya kembali dengan apimu,” ujar Nyoman Darta ketika membuka acara Born Fire.
Nyoman Darta berpesan agar seluruh siswa menggunakan masa muda sebaik-baiknya untuk hal-hal yang bermanfaat, agar masa depan yang cerah dapat mereka capai. Kesempatan bersekolah di SMAN Bali Mandara merupakan langkah awal untuk meraih cita-cita.
“Saya merasa bangga sekaligus haru malam ini, saya sudah mematahkan segala hal yang menjadi penghalang untuk meraih mimpi. Saya memiliki cita-cita yang besar yaitu menjadi seorang presiden sehingga di masa depan nanti saya bisa membawa negara ini menjadi negara yang maju,” kata Dwix Wahyu Prayoga yang merupakan salah satu siswa peraih penghargaan kategori siswa peduli lingkungan.(rin)