Radikia. Begitulah Ia kerap disapa teman-temannya. Siswa yang lahir di Bungkulan, 8 Februari 17 tahun silam ini memiliki perawakan kecil, namun tidak dengan semangat juangnya. Dibuktikan dengan banyak prestasi yang telah Ia torehkan, bahkan hingga ke tingkat internasional.
Siswa SMA yang memiliki nama lengkap Made Radikia Prasanta ini telah memiliki berbagai prestasi, utamanya di bidang yang Ia sukai, yakni elektronika. “Elektronika itu kreativitas. Bagaimana membuat benda mati menjadi hidup dan berguna,” ungkapnya. Prestasi terbarunya adalah ketika Ia meraih Third Award of Special Award from American Meteorological Society (Badan Meteorologi Dunia yang berpusat di Amerika Serikat) pada kompetisi Intel ISEF 2017 yang diadakan di Los Angeles pada 14-19 Mei lalu.
Siswa yang menyukai warna orange ini mengaku bahwa Ia dan rekannya, Satria, sebelumnya tidak pernah menyangka bisa mendapatkan Third Award of Special Award from American Meteorological Society ini. “Saya nggak nyangka bisa sampai lolos Intel ISEF, apalagi sampai meraih Special Award ini. Saya hanya melakukan yang terbaik yang saya bisa saja,” ujarnya sambil mengeratkan jaket berlogo Intel ISEF yang Ia kenakan.
Radikia mengaku bahwa keberhasilannya dan Satria dalam kompetisi ini tidak terlepas dari bimbingan kedua pembinanya, yakni I Kadek Yuli Artama dan I Wayan Madiya. “Selain motivasi dari diri sendiri, peran pembina dalam hal ini sangatlah besar. Tanpa mereka dan tidak lupa juga orang tua serta teman-teman, saya mungkin tidak bisa meraih semua itu,” jelasnya dengan tersenyum.
Sebelum prestasi tingkat internasional ini, Radikia juga telah meraih banyak prestasi di bidang elektronika. Keahliannya di bidang ini sebenarnya berawal dari ketertarikannya di bidang pemrograman dan karena terinspirasi dari beberapa kakak kelas yang telah berhasil di bidang elektro juga. “Awalnya tertarik saja, namun setelah lumayan lama berkecimpung di bidang ini, saya jadi suka dan saya serius ingin mendalami bidang ini,” ucap siswa yang ingin melanjutkan perkuliahannya di Jepang ini.
Memiliki orang tua yang hanya bekerja di pabrik roti, tidak pernah menyurutkan semangat juangnya. Bekerja secara maksimal adalah prinsip yang selalu Ia pegang dalam melakukan berbagai hal. “Jangan berpikir tentang hasilnya dulu, lakukan saja dengan maksimal, karena hasil tidak akan pernah menghianati usaha,” ujarnya. (pay)