BornfireProsesi Kegiatan The Calling pada Jum’at (13/07/2018). Seluruh siswa baru menuliskan cita-citanya pada selembar kertas dan dimasukkan ke dalam time capsule serta mematahkan hambatan-hambatan yang ditulis pada sebuah papan kayu.

Serangkaian pelaksanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) SMAN Bali Mandara, diadakan kegiatan Smanbara Building Character pada Jum’at (13/07/2018). Kegiatan kemah ini berlangsung selama 2 hari 1 malam dengan tujuan membentuk karakter yang lebih baik bagi peserta didik baru.

“Karakter merupakan penentu utama kesuksesan peserta didik. Biarpun secara akademik mereka tergolong bodoh, namun jika memiliki karakter baik dan santun, akan menimbulkan simpati dari orang lain,” ujar Pak Darta, Kepala SMAN Bali Mandara, di sela acara.

Kegiatan Smanbara Building Character dibuka secara resmi oleh Pak Darta dan dihadiri seluruh warga sekolah di Aula Bali Academy. Setelah upacara pembukaan, dilanjutkan dengan acara rite and ritual (adat dan tradisi), yakni Time Capsule dan Bonfire. Pembuatan cita-cita pada Time Capsule peserta didik baru didampingi Mata/Pita (orang tua asuh) masing-masing Grha yang duduk melingkar sesuai arah mata angin. Sementara peserta didik menuliskan harapannya, kepala sekolah mengujarkan kalimat-kalimat menyentuh mengenai keluarga, kemiskinan, dan cara melawan hambatan. Hal ini tak pelak memecah tangis seluruh peserta didik sembari menyimpan harapannya pada sebuah botol yang kelak dibuka kembali sebelum menamatkan pendidikan SMA-nya di sekolah ini.

Dengan seruan I Can Because I Believe I Can (saya bisa karena saya yakin saya bisa), mereka menulis hambatan terbesar dalam hidup pada sebuah triplek. Selanjutnya hambatan ini mereka patahkan dan bakar pada api unggun sebagai pernyataan mereka akan menghancurkan hambatan tersebut. Selain itu, juga dideklarasikan Bonfire Pledge (ikrar api unggun), yang menurut kepala sekolah menjadi fungsi api yang kedua setelah sebagai penghancur, yakni pemberi semangat.

Jadwal berlanjut pada pementasan seni tiap Grha yang sukses menghibur dan memberi euforia pada seluruh warga sekolah yang hadir. Akhir kegiatan Bonfire adalah pengumuman The Best Grha and The Best Participant (Grha terbaik dan peserta terbaik). Sekitar pukul 22.30 WITA, acara dihentikan dan akan berlanjut dengan outbond peserta kemah esok paginya.

“Harapan saya pada kelas 10, semoga cepat menemukan jati diri dan beradaptasi. Tentunya dengan tuntunan kakak kelas. Semoga sekolah dapat membuat acara yang lebih meriah dan bermakna ke depannya,” kata Danda, salah seorang peserta didik baru asal Kintamani, ketika diwawancarai tim redaksi. (cak)