Para peneliti muda SMAN Bali Mandara tak henti-hentinya mengukir prestasi. Raihan prestasi tingkat nasional berhasil mereka sumbangkan lagi dari ajang bergengsi, Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (KoPSI) tahun 2020. Dua hasil penelitian dari siswa SMAN Bali Mandara binaan I Kadek Yuli Artama ini berhasil meraih medali emas dan perak dari kompetisi yang dulunya bernama OPSI tersebut. Para pemenang diumumkan pada saat penutupan KoPSI yang dilaksanakan secara daring tanggal 6 November 2020.
Medali emas diraih oleh I Gusti Ngurah Sucahya Satria Adi Pratama dan Ni Putu Ari Budiani yang meneliti sebuah alat yang mampu mendeteksi kelayakan kawin vanili. Mereka memberi nama penelitiannya, “Vastor (Vanilla Smart Detector): Inovasi Peningkatan Mutu Argikultur Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0.” Sucahya menyampaikan bahwa Vastor adalah alat yang mampu mendeteksi kelayakan kawin vanili dengan sensor warna TCS230 dan sensor suhu inframerah MLX90614 sebagai input, arduino sebagai pemrosesan, dan LCD sebagai output. Atas raihan ini, mereka sangat senang dan tak lupa mengucapkan syukur. “Selalu ada jalan pada mereka yang mau berusaha, setiap hal yang dihadapi pasti ada pengorbanan, resiko, komitmen, rintangan, hikmah dan bahkan konsistensi semua tak lepas dari rencana Tuhan dan keluarga besar SMA Negeri Bali Mandara (Bali Academy). Karena semua itu bagian dari sebuah proses maka nikmatilah prosesnya,” ungkap Sucahya.
Sementara itu, raihan medali perak diperoleh I Wayan Darma Yasa dan I Wayan Swastika yang meneliti alat untuk memprediksi sapi mandul. Mereka memberi judul penelitiannya, “Costor (Cow Sterility Detector).” “Selama ini menentukan sapi yang mandul dengan sistem pengamatan langsung oleh para peternak sapi sering masih tidak akurat dan mengalami kesalahan prediksi sehingga menimbulkan kerugian biaya maupun tenaga bagi para peternak sapi,” ungkap Darma menyampikan latar belakang munculnya ide membuat alat ini. Dijelaskan pula, mekanisme kerja “Costor” sebagai upaya memprediksi sapi mandul dengan menggunakan sensor-sensor yang berbasis teknologi mikrokontroler Arduino. Alat ini memiliki kelayakan ekonomis yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dengan biaya produksi pembuatan yang rendah sebesar Rp 659.835,00 per produksi.