Bertempat di Hall SMA Negeri Bali Mandara (2/11), puluhan tokoh-tokoh Buleleng yang berkarya di luar Buleleng berkumpul untuk memulai satu gerakan baru dalam mewujudkan kemajuan dan kebanggaan terhadap daerah Buleleng. Pada kesempatan itu hadir Made Mangku Pastika, Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani, Sugawa Korry, Gede Supriatna, para Kepala OPD Pemprov Bali dan tokoh-tokoh penting dari Buleleng lainnya.
“Kita melihat masih banyak ketertinggalan di Buleleng ini, harus ada langkah-langkah lain untuk menggerakkan ini semua,” ungkap Mangku Pastika. Setelah berkeliling di seluruh Bali, ia berpendapat bahwa Buleleng merupakan wilayah yang paling sulit dikembangkan karena kondisi wilayah. “40% siswa SMA Negeri Bali Mandara dan 60% siswa SMK Negeri Bali Mandara adalah putra Buleleng, artinya kita paling miskin sesungguhnya,” ungkapnya.Ia menjelaskan bahwa Buleleng memiliki potensi luar biasa pada SDM-nya. “Kita punya manusia yang terbuka, ulet dan tahan banting. Akan tetapi, semuanya belum berkontribusi optimal dalam memajukan Buleleng,” imbuhnya.
Untuk Keluar dari Ketertinggalan dan Kemiskinan, Mangku Pastika Mengajak para tokoh-tokoh Buleleng untuk bergerak lewat wadah Yayasan Diaspora Buleleng, Bali. Lembaga ini akan bergerak dalam berbagai bidang untuk kemajuan daerah Buleleng. Mangku pastika menegaskan bahwa yayasan ini bersifat nonpartisan, nonpolitik, lintas agama, lintas kepercayaan, dan lintas “soroh.” Semua diharapkan bersatu padu untuk membantu anak-anak sebagai sumber daya Buleleng dalam mengangkat dirinya, keluarganya, dan daerahnya supaya menjadi setara dengan daerah-daerah lain.