SMA Negeri Bali Mandara menggelar pelatihan “Mejejahitan dan Meulat-ulatan” pada Rabu (5/3/2025) di Hall Basudewa. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya Bali, yaitu mejejaitan (membuat rangkaian janur) dan ngulat kelatkat (menganyam kelatkat).
Pelatihan ini menghadirkan narasumber berkompeten, yaitu Dr. Dra. Ni Wayan Murniti, M.Ag., seorang pakar budaya Bali dari STAHN Mpu Kuturan Singaraja, dan I Putu Edit Eka Asta, mahasiswa STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Para narasumber memberikan pemahaman mendalam tentang cara mejejaitan dan ngulat kelatkat sebagai bagian penting dari warisan budaya Bali.
Dalam pelatihan ini, siswa diajak praktik langsung membuat canang sari dan kelatkat. Mereka tidak hanya belajar keterampilan teknis, tetapi juga memahami nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
“Kegiatan ini merupakan penerapan program sekolah ‘Lifelong Learning’ dan sesuai dengan surat edaran menteri,” ujar salah satu guru SMA Negeri Bali Mandara. “Kami berharap, melalui pelatihan ini, siswa dapat meningkatkan keterampilan dan pemahaman mereka tentang tradisi Bali, serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari.”
Dengan antusiasme tinggi, para siswa mengikuti setiap tahapan pelatihan. Mereka berharap dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk menjaga dan mengembangkan tradisi Bali di era modern ini. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat rasa cinta terhadap warisan budaya Bali di kalangan generasi muda.
Pelatihan “Mejejahitan dan Meulat-ulatan” ini merupakan langkah nyata SMA Negeri Bali Mandara dalam menjaga kelestarian tradisi Bali agar tetap hidup dan relevan di masa depan.