Rombongan anak sekolahan dengan pakaian yang berbeda bertemu. Tak sedikit dari mereka yang berlari menuju area tersebut, mereka berbondong-bondong menuju ke suatu rungan yang telah disediakan. Ruangan yang awalnya kosong kini dipenuhi oleh anak-anak dengan pakain biru dan orange, Rabu (14/10).

Sampah itulah yang menjadi topik utama pembahasan tamu kali ini. Jika membicarakan tentang sampah memang hal yang tidak asing lagi bagi semua orang, karena dalam kegiatan kita tak kan pernah lepas dari sampah. Sampah yang dimaksud adalah semua sampah, baik sampah organik maupun sampah non-organik. Hampir semua tempat di bumi ini terdapat sampah. Begitu juga dengan di sekolah Bali Academy. Jika diteliti lebih jauh sampah sangat berbahaya bagi kesehatan, karena sampah bisa menyebabkan berbagai macam penyakit, terutama sampah non-organik yang berupa plastik. Dari segi bahannya sampah sangat susah untuk terurai bahkan bisa menghabiskan 1000 tahun untuk bisa terurai oleh tanah secara sempurna. Jika mengambil jalan pintas untuk mengurangi sampah dengan cara dibakar malah itu menjadi hal yang lebih berbahaya lagi. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin.

Mengingat masalah tersebut, memang sangat susah untuk dipecahkan, karena dalam kehidupan kita sehari-hari tidaklah mungkin tanpa menghasilkan sampah. “Kita memang susah untuk mengurangi penggunaan samapah plastik dalam kegiatan kita sehari-hari, untuk menaggulangi hal tersebut kita harus memanfaatkan sampah-sampah yang tidak berguna bagi anggapan sebagian orang menjadi hal yang bermanfaat” ucap I Wayang Karta selaku narasumber pada workshop penanggulangan sampah SMA/SMAK Negeri Bali Mandara. Pria yang tergabung dalam organisasi “Bali Jani” memaparkan banyak hal tentang sampah kepada wajah-wajah polos yang ada didepannya, siswa kelas X Bali Academy.

Untuk merealitakan pemanfaatan sampah plastik ini Bapak yang bekerja sebagai Analis Kesehatan di Denpasar ini mengajak siswa-siswi yang ikut serta dalam workshop tersebut praktik langsug. Wayan Karta menugaskan kepada mereka untuk membuat kreasi-okreasi unik dari botol plastik yang telah disediakan seperti membuat tanam hidroponik, boneka plastik, dan karya unuk lainnya. “Penanggulagan sampah ini sangat bagus dilakukan, selain untuk memanfaatkan barang bekas menjadi bahan yang tidak berguna, kita juga bisa menambah kreativitas kita,” ujar Yudhi Artana, salah satu siswa yang ikut serta dalam acara workshop tersebut. Dimas Marta Yogis juga menambakan mengusulkan diadakannya ekstrakulikuler membuat kreatifitas dengan barang bekas yang biasa disebut denga samapah menjadi barang unik. “Dengan adanya ekstrakulikuler ini juga dapat membantu kakak kelas sebelas dalam entrepreneurship SMA Negeri Bali Mandara” tambahnya.

Ide-ide kreatif memang datang dari dalam diri kita sendiri. Jika kita mau berkarya dan berusaha pasti kan ada jalan, seperti siswa-siswi SMA Negeri Bali Mandara. “Untuk SMA/SMK Negeri Bali Mandara saya harapkan bisa menjadi sekolah yang dapat dijadikan contoh oleh sekolah-sekoah yang lain dalalam memanfaatkan sampah plastik menjadi barang-barang unik” ujar I Wayan Karta mengakhiri kegiatan whorkshop siang itu. (Jny)

Eco-School