EXPRESS- Keheningan ujian akhir semester sejenak diwarnai dengan kemeriahan aksi anak-anak sastra yang mulai berkreasi menuangkan ide-ide kreatifnya. Segenap usaha dan tenaga dikerahkan demi menyambut acara Bali Mandara Nawanatya. Mendapatkan kesempatan unjuk kebolehan di Art Center ini menjadi sebuah kebanggaan bagi warga SMA/SMK Negeri Bali Mandara. Pasalnya, tidak semua sekolah mendapatkan kesempatan yang sama.
Bali Mandara Nawanatya merupakan salah satu program Pemerintah Provinsi Bali yang perdana diresmikan di Gedung Ksirarnawa Art Center, Jalan Nusa Indah, Denpasar, Sabtu (27/2/2016) malam. Pada Bali Mandara Nawanatya, SMA/SMK Negeri Bali Mandara mendapatkan kesempatan untuk menunjukkankebolehan di atas panggung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar (29/5/16).
Projek ini digarap oleh siswa-siswi SMA/SMK Negeri Bali Mandara yang tergabung dalam sebuah komunitas, yakni Komunitas 9 Pohon. Komunitas yang dibina oleh Gede Rio Andre Sutrisna, M.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia dan Made Beny Prince, A.Md Kep. selaku Pembina choir (paduan suara), mempersiapkan 2 teater mini dan 7 musikalisasi puisi. Teater yang dibawakan mengangkat tema “Plastik” dengan judul Tri Kona Plastik (TKP) dan Plastikulosis (PTK). Sedangkan untuk musikalisasi puisi sendiri, mengambil puisi Hujan Ini, Pucak Singaraja, Batur, Sajak Perahu, Doa Seorang serdadu sebelum Berperang, Titah, dan Pada Asamu.
Walaupun tengah berada dalam kesunyian Ujian Akhir Semester (UAS), siswa-siswi yang tergabung dalam komunitas tersebut tetap antusisas dan sangat bersemangat menyambut hari pementasan tiba, tanpa mengenal rasa lelah, dan tak menghiraukan resiko yang akan diambil, yakni menyusul UAS setelah selesai tampil nanti. Namun demi kepentingan sekolah dan kebersamaan merupakan hal utama bagi siswa-siswi SMA?SMK Negeri Bali Mandara.
“Kami, anggota Komunitas 9 Pohon sangat senang bisa mendapatkan kesempatan berharga ini, karena tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan untuk itu, merupakan sebuah kebanggaan bagi kami, siswa-siswi SMA/SMK Negeri Bali Mandara, meskipun kami tahu resiko yang harus kami tanggung nanti, yakni menyusul UAS secara mandiri, namun kami tetap bersemangat dan tetap berusaha keras agar acara tersebut berjalan lancer, aman, dan damai”, ujar Gek Istri, salah satu anggota Komunitas 9 Pohon, saat ditemui di depan asrama putrid SMA Negeri Bali Mandara. (wan/bor)