Awal tahun 2018, SMA Negeri Bali Mandara kembali mendapat kabar manis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dua siswanya, I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara dan Yuan Dwi Kurniawan terpilih mewakili Indonesia pada kompetisi penelitian tingkat internasional bertajuk Intel-International Science and Engineering Fair (Intel-ISEF) di Pittsburgh, Amerika Serikat, 13-18 Mei 2018 nanti. Terpilihnya dua siswa yang duduk di kelas 11 ini berkat Alat Pendeteksi Sapi Birahi (Apeksi) yang mereka ciptakan menyisihkan penelitian-penelitian lainnya se-Indonesia.

Sebelumnya, alat ini merupakan peraih medali emas pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang digelar Kemnedikbud, 9-14 Oktober 2017 lalu. Dari 9 tim peraih emas, diseleksi kembali hingga akhirnya lolos tiga tim bersama dua tim lainnya dari SMAN 1 Jogjakarta dan SMAN 8 Jogjakarta. Dengan lolosnya tim Apeksi ini, SMA Negeri Bali Mandara telah mengulang kesuksesan serupa setelah tahun lalu “Smart Digital Psycrometer” ciptaan siswa di sekolah ini juga bertarung pada ajang yang sama. Secara keseluruhan, SMA Negeri Bali Mandara telah tiga kali mewakili Indonesia pada ajang internasional ini.Diungkapkan Wicaksana, awal ide pembuatan alat ini dilatarbelakangi dari orang tuanya yang bekerja sebagai peternak sapi. Sulitnya menentukan waktu kawin sapi dengan pengamatan langsung membuat orang tua Wicak dan sebagian besar peternak sapi lainnya mengalami kerugian dari waktu dan biaya. Karena sistem pengamatan langsung peternak dalam memprediksi itu bukan cara yang tepat, akhirnya, mereka (Wicaksana dan Yuan) ingin membantu para peternak sapi dengan membuat Alat Pendeteksi Sapi Birahi (Apeksi). Lewat konsultasi dan bimbingan dari pembinanya Kadek Yuli Artama, muncullah ide pembuatan alat yang menggunakan 4 indikator birahi sapi ini, yaitu sensor detak jantung, sensor jarak, sensor suhu, dan sensor suara.