(Bali, 13 Februari 2025) – SMAN Bali Mandara menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya Bali melalui serangkaian acara kreatif dan edukatif dalam perayaan Bulan Bahasa Bali 2025. Kegiatan ini melibatkan siswa dari berbagai jenjang kelas dengan beragam kompetisi dan workshop yang mengangkat kekayaan bahasa, sastra, dan seni aksara Bali.
Di hari yang sama, siswa kelas X hingga XII unjuk kebolehan dalam Lomba Karaoke Bahasa Bali. Setiap kelas mengirimkan perwakilan untuk menyanyikan lagu wajib “Ketut Garing” dan lagu pilihan berbahasa Bali. Suasana meriah tercipta saat peserta mendapat dukungan tepuk tangan dan yel-yel dari teman sekelas. Lomba ini tidak hanya mengasah bakat seni siswa, tetapi juga memperkuat kecintaan mereka terhadap musik tradisional Bali.
Selain itu, SMAN Bali Mandara menggelar Kriyaloka Bali Grafi di aula sekolah dengan menghadirkan pakar seni aksara Bali, I Gusti Bagus Weda Sanjaya. Dalam workshop ini, siswa diajak memahami filosofi, sejarah, dan teknik penulisan aksara Bali yang dikemas dalam seni grafis modern. “Bali Grafi bukan sekadar tulisan, tetapi juga mengandung nilai spiritual dan estetika tinggi,” jelas Weda Sanjaya. Peserta pun praktik langsung membuat karya grafis berbasis aksara, menggabungkan tradisi dan inovasi.
Tak kalah menarik, siswa kelas XII memeriahkan acara dengan Nyeloka—nyanyian religius Hindu—di Gedung TRRC. Kegiatan ini menjadi sarana memperdalam makna spiritual lagu-lagu ritual Bali. Sebelumnya, sekolah juga mengadakan Lomba Cerpen Bahasa Bali, News Reading Contest, serta bedah buku karya sastrawan Bali, Made Suar-Timuhun, untuk memperkaya pemahaman siswa terhadap sastra lokal.
Kepala SMAN Bali Mandara menegaskan, rangkaian kegiatan Bulan Bahasa Bali ini dirancang untuk menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap warisan budaya. “Kami ingin siswa tidak hanya paham teori, tetapi juga terlibat aktif dalam melestarikan bahasa, sastra, dan seni Bali melalui cara yang menyenangkan,” ujarnya.
Dengan semangat kolaborasi antara tradisi dan kreativitas, SMAN Bali Mandara berhasil menciptakan ruang bagi siswa untuk mencintai budaya Bali sekaligus mengembangkan potensi diri. Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk terus menginovasi pelestarian budaya di era modern.